Karena hari ini aku masih sahabatmu ...

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

"Munafik lo!"
"Lo yang dulu bilang ke gua harus gini, harus gitu, gak boleh gini, gak boleh gitu!!"
"Tapi mana buktinya?"
"Sekarang malah lo sendiri yang malah ngelakuin itu semua!!!"
"Nyesel gua nurutin apa kata lo!"

Sederet kekecewaan tentunya menyertai ungkapan-ungkapan seseorang diatas. Bisa kita rasakan betapa kecewanya ia, ketika harus rela suatu waktu menemukan seseorang yang dulu pernah ia jadikan teladan, atau mungkin ia sempat berikan sanjungan, atau mungkin juga malah pernah ia berikan ruang mengisi ruang didalam jiwanya, ternyata kini mengecewakan ia.

Wajar memang, kitapun tak sedikit merasakan hal yang sama setiap kali berada dalam kondisi seperti itu. Namun, apakah ini menjadi sebuah akhir? Dan membiarkan kekecewaan itu menjadi sebuah titik finish yang akan menghentikan semua jalinan persaudaraan kita dengan orang tersebut?

Saya kira terlalu jahat jika kita bersikap demikian.

Saya jadi teringat beberapa waktu yang lalu, ketika sayapun merasakan hal seperti ini. Sungguh, inginnya diri ini hendak memvonis dia. Namun, sepertinya malah aneh jadinya, ketika tak ada satu rasa pengertian dari kita. "Wong, dia juga manusia to?".

Ya, tak akan pernah ada manusia yang sempurna di dunia ini. Dari dulu bahkan sampai saat ini, ketika Alloh SWT masih dengan ke-Maha Kuasa-annya menegakkan gunung-gunung, menghamparkan bumi sebagai pijakkan kaki para ummat-Nya, serta meninggikan langit sebagai cakrawalanya, tak ada dan kiranya tak akan pernah ada manusia sempurna itu. Bahakan ia seorang Rasul Alloh pun pernah berada dalam satu kekhilafan. Memang, manusia lebih sempurna jika dibandingkan dengan mahluk ciptaan Alloh yang lain, namun bukan berarti ia seorang manusia tak pernah memiliki satu kekurangan. Satu saat, satu waktu pasti akan ada kekeliruan. Hanya tinggal kita manusia untuk berusaha meminimalkan semua kesalahan serta kekeliruan dalam berbuat dan bersikap.

Satu pertanyaan yang tertinggal adalah apakah ketika kita menemukan satu kesalahan dalam sikap seseorang kita hanya akan diam dan membiarkan ia larut dalam kekeliruannya? Lalu kita dengan tanpa dosa mengarahkan telunjuk kita kewajahnya sambil berucap bahwa ia sang munafik? Kemudian kitapun segera beralih kembali menemukan dunia kita yang dulu, dunia yang kelam, dunia yang padahal beberapa waktu yang lalu sedikit demi sedikit sudah mulai terkikis untuk berganti kedalam cahaya terang syiar Islam?

Sahabat ...
Kiranya tak usah menunggu mentari esok pagi jika senja itu masih ada. Kiranya akan lebih bijak jika kita bersikap untuk saling mengingatkan. Karena memang disinilah Islam berada, dimana nilai kebersamaan dalam meniti langkah menuju kemanisan iman itu akan jauh lebih berarti jika kita rasakan bersama dibandingkan dengan jika kita mementingkan ego masing-masing individu diri kita.

Tak ada salahnya jika memang ia keliru, kita coba tegur ia dengan satu cara bijak. Kita coba luruskan kembali satu temali yang sempat tersimpul itu. Sebelum semua kemudian terlanjur dan temali itu terlipat kaku.

Indah rasanya jika kita dapat saling memberi dan menerima, saling mengingatkan agar senantiasa berada dalam kebenaran.

Buktikan kepada ia, bahwa semestinya bukan seperti itu ia berbuat seharusnya. Ingatkan ia. InsyaAlloh, andaikan memang apa yang kita harapkan ia untuk kembali tak lagi kita dapati, namun percayalah ia sang Malaikat Raqib telah menuliskan satu lagi lagi amalan kebaikan dalam buku catatan kehidupan kita.

Genggamlah tangannya, rengkuhlah bahunya, bimbing ia kembali melangkah bersama. Katakan padanya bahwa, karena hari ini aku masih sahabatmu ...

Wallahu'alam bish-shawab.

28 komentar:

  1. karena kita adalah sahabat perjuangan. {Tazaka}
    Kau Sahabat Kau Teman . {Hijjaz}

    *maab minta si meoownya mas .mksh*

    BalasHapus
  2. picik banget dah... kalo temen bikin salah, trus dingambekin.....
    Nabi-Nabi aje pernah bikin salah........ iye khan ?

    BalasHapus
  3. belajar menerima sahabat seadanya...

    BalasHapus
  4. Persahabatan....bukanlah belajar untuk menjadi sahabat yang jujur, tetapi belajar untuk jujur pada persahabatan. Subhanallah :)

    BalasHapus
  5. mencintai sahabat seperti mencintai diri sendiri....

    BalasHapus
  6. Kalau saat ia melakukan kesalahan itu kita sudah mengingatkan tapi dia membantah..bagaimana ?

    BalasHapus
  7. Mengingatkan dengan cara yang baik, soalnya langsung menjauhi ataupun ngasih ceramah menggurui sama-sama kurang tepat kan.

    BalasHapus
  8. Tfs akhi... terkadang itulah yang ada kita sering menuruti kata hati.
    manusiawi hehe..syukroon remaindernya,,.

    BalasHapus
  9. makasih banyak pencerahan lewat tulisannya, indahnya persahabatan andaikan kita saling mengerti, memaafkan kalau salah...:)

    BalasHapus
  10. Syukron artikelnya ... moga bermanfaat bagi sahabat2 .......... :)

    BalasHapus
  11. mungkin itu juga salah satu pelajaran agar persahabatn kita selanjutnya semakin erat :)

    BalasHapus
  12. hmmm...memang tiap orang kan beda...
    so mungkin ya harus ada 'pengertian' ya...

    BalasHapus
  13. Salaam Semua!!!.............Alhamdulillah dan terimakasih dhika, kerna dapat membaca hasil tulisan kamu.............bagusss sekali tulisan nya dhika....masya'allah..............hmmmmm sesungguhnya persahabatan itu akan membuahkan kemanisan jika diantara mereka punya 2 faktor ini, kefahaman dan kepercayaan di antara satu dengan yang lain...............kefahaman mempunyai banyak cabang dan makna begitu juga dengan kepercayaan...........semoga kita semua mendapat kemanfaatan dari membaca artikel ini....insya'allah...............Wassalam dari Siti Nur Fazurah....*senyum selaluuuu*.....<(^_^)>

    BalasHapus
  14. Teman ketawa mudah dicari teman menangis sukar kita temui ....

    BalasHapus
  15. memulai sebuah persahabatan itu sulit, tapi mempertahankan persahabatan jauh lebih sulit.

    * TFS...:))

    BalasHapus
  16. "Karna pertemuan kita semua sudah ditaqdirkan Allah
    Semoga kehadiran kita semua menjadi perantara kebaikan dan nasehat bagi saudara yang lain
    Dan misalkan menjadi ujian bagi yang lain, semoga ujian yang penuh hikmah dan mampu kita memahami hikmah tersebut dan mencapai jalan yang lebih selamat disisi Allah"

    BalasHapus
  17. hiks... sampai nangis... pernah ngerasain begini dengan sahabat...

    BalasHapus
  18. nambah dikit... itu fotonya cute abisss....^_^....

    BalasHapus
  19. cuma hanya sampai hari ini aja mas?

    ini yang akan terjadi jika para ikhwan meng ekslusifkan diri..:)

    BalasHapus
  20. wahh,, iya banget tuhh.. kbetulan pernah ngerasain jga yang kayak bgituan..

    BalasHapus
  21. Yup! Aku pun pernah mengalami... mereka (ssst.. tidak hanya satu loh), sahabat-sahabat yang dulu sering menasehati dan menuntunku perlahan-lahan mulai BERUBAH.
    Sedih sekali rasanya. Aku tidak percaya, seolah semua itu hanya mimpi. Kucoba menenangkan diri, berpikir secara jernih. Namun, tetap saja aku tidak bisa. Ada rasa marah, muak, mual, dan.... ya, semua bercampur aduk menjadi satu.

    Pernah 2-3 kali kutanyakan alasan mereka dan kuingatkan (kusadarkan, gitu deh). Tapi ternyata mereka semakin berubah.. berubah.. dan.. akhirnya kuucapkan "GOOD BYE" untuk beberapa bulan lamanya. Aku tidak sanggup lagi bertemu mereka. Bukan karena aku ingin menjauh.. bukan karena aku membenci mereka.. bukan karena...........................

    Justru karena aku sangat menyayangi mereka itulah maka kutenangkan diri untuk beberapa waktu lamanya. Aku tidak ingin ada yang terluka bila saat itu harus bertemu, karena aku sadar tidak akan bisa mengontrol emosi.

    ----------- Kini kami sudah bertegur sapa kembali, meski mereka masih BERUBAH. Semoga aku bisa menggenggam tangan mereka, merengkuh bahu mereka, membimbing.... dan melangkah bersama kembali............... SEMOGA. Allahumma Amiiin...

    BalasHapus
  22. Wah betul sekali Mas Dik. Memang gak ada yang sempurna dari kita. Justru karena itu kita selalu butuh sahabat. Untuk saling melengkapi kekurangan, untuk saling berbagi saling mengingatkan dan saling belajar. Yup this is a good quote! Makasih untuk diingatkan...salam hangat buat keluarga disana dari kami sekeluarga disini.

    BalasHapus
  23. pengen nengok aja, ngeliat 2 kucing pake rangkulan sgala. Andai persahabatan manusia seindah kucing (walau cakar2an tapi masih saling bermain bersama). bukannya malah kabur, tutup pintu..

    BalasHapus
  24. Ternyata teguran Allah sangat indah ya ... terimakasih

    BalasHapus
  25. assalamualaikum wr wb, selamat pagi saudaraku Andhika, terima kasih perkongsian journal yang indah.. amat terharu catatan penanya, insya-Allah.. teman-teman yang terputus silaturrahmi.. dapat menjadikan ikhtibar dan bertambah akhrab persahabatan terjalin seperti semula.. amien...

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.