Selamat Jalan, Sobat ...

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Sobat, tujuh tahun lalu di tanggal ini kita mungkin masih duduk menghadap dinding berlapis papan berwarna hitam di meja yang sama, mengerjakan PR yang sama-sama kita lupa mengerjakannya di malam sebelumnya.

Meski sesekali kita harus tertawa karena kelalaian yang satu ini. Orang bilang kita terlalu sibuk mengurusi organisasi hingga melupakan tugas-tugas sekolah yang ada. Mungkin memang satu waktu kita harus menganggukkan kepala atas pernyataan mereka.

Sobat, tujuh tahun yang lalu kita masih bisa bercerita tentang teman-teman kita, meski kadang cerita itu sering kali terpotong karena kesibukanmu kadang lebih banyak untuk mengurusi mereka daripada meneruskan secara utuh cerita-cerita itu.

Sebagai seorang aktivis sekolah, dengan berbagai organisasi berada ditanganmu memang akupun harus mengangkat dua jempol buatmu. Tak terbilang dari hanya sekedar organisasi seperti Kelompok Ilmiah Remaja, Pramuka, hingga OSIS atau bahkan akhirnya jabatan terntinggi sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Kelas-pun engkau sandang saat itu.

Sobat, satu tahun setelah itu, ketika pertemuan kembali angkatan kita, aku tak menemukanmu. Yang lain bilang engkau telah memiliki seorang putera dari pernikahanmu di waktu tak jauh dari perpisahan kita di masa SMA. Sekali lagi aku dibuat kagum padamu, atas keberanianmu membangun rumah tangga di usia muda.

Aku yakin engkau bisa menjadi pemimpin yang amanah dalam membina istri, keluarga dan anak-anakmu nantinya.

Sobat, sebelas hari yang lalu aku tersentak kaget ketika mendapati sebuah pesan bahwa kondisimu yang makin memburuk setelah hampir 12 hari terbaring di rumah sakit. Bersama teman-teman yang lain, alhamdulillah aku bisa menengokmu saat itu.

Satu yang aku tak akan lupa, ternyata engkau masih mengenaliku ketika kami kebingungan menyisir satu demi satu ruangan yang ada di koridor ruangan bercat putih itu. Dan kau bilang, akulah yang pertama kali kau lihat dan kau kenal saat itu. Subhanalloh ...

Seorang yang dulu berbadan tegap dengan senyum yang selalu terhias diwajahnya, kini aku dapati tak lebih dari sekedar bungkusan tulang yang secara perlahan mulai layu. Meskipun serat-serat semangat masih terkadang berbinar di bola matamu ketika kita berbincang tentang masa SMA.

Sobat, sebelas hari yang lalu akupun masih ingat ketika terus berusaha menghentikan kata-katamu ketika terus-menerus menjurus pada hal kematian. Aku ingin kau kembali tegap berdiri untuk istrimu dana putra pertamamu.

Sobat, sebelas hari yang lalu aku masih mengingat senyummu ketika kuhulurkan sebuah kartu nama untuk ia singgahi ketika jika nanti dia bertandang ke ibu kota. Aku tak tahu mungkin engkau telah tahu bahwa itu tak mungkin lagi untuk dirimu.

Sobat, sebelas hari yang lalu aku masih merasakan hangatnya tubuhmu ketika kau kubopong menggapai sebuah kursi roda yang akan mengantarmu ke ruangan lain untuk dilakukan cuci darah yang katanya harus rutin engkau lakukan dalam masa dua kali dalam seminggu.

Aku beruntung saat itu bisa dekat bersamamu, meski hanya mampu sedikit memberikan api-api untuk kembali membakar semangatmu untuk kembali seperti yang dulu.

Sobat, aku tak tahu ternyata ketika kemarin pagi, ketika aku bersama rekan-rekan yang lain meneriakan takbir-takbir di pusat Jakarta untuk membakar semangat warga Palestina untuk bisa bersemangat membangun kembali semangat dalam meneruskan hidup mereka, ternyata engkau pun sedang membutuhkan semangat dalam meneruskan cerita hidupmu.

Sobat, tepat pukul 22.00 malam tadi ketika kantuk telah semakin menelusupkan badanku dan mengiringku untuk membiarkan sebuah pesan singkat yang masuk di handphone-ku untuk tidak aku buka saat itu serta membiarkannya hingga pagi menjelang, aku merasakan kehadiran seorang berbadan tegap itu muncul di belakang tubuhku. Menyergap tubuhku dan mengguncangkan hebat punggungku. Meski gelap biasanya membuatku nyaman, namun ternyata tidak untuk malam tadi.

Sobat, aku terdiam ketika akhirnya aku membuka mata dan membaca pesan itu. Engkau telah kembali pada-Nya selang beberapa waktu.

Sobat, andaikan aku bisa untuk merindukanmu, merindukan masa-masa kita bersama lagi seperti yang dulu.

Sobat, pagi ini ketika aku selesai menunaikan shalat Ghaib untukmu, ingin rasanya aku terbang dan melayang menuju acara pemakamanmu, menegarkan keluargamu dan memangku putramu seperti yang dilakukan teman-teman bapakku ketika 23 tahun yang lalu terhadapku.

Sobat, semoga Alloh menerima segala amal shalihmu dan menjadikanmu bagian dari hamba-hamba yang senantiasa mendapat rahmat dan kasih sayang-Nya. Hingga nanti, semoga kita bisa berjumpa dan bersama di surga-Nya.

Allohumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu
Ya Allah, ampunilah dia, beri kasih sayang kepada dia, dan maafkan dia. Lapangkan dia di alam kuburnya, masukkan dia ke dalam surgamu yang maha indah.

Aamiin yaa robbal'alamiin

(Tulisan ini untuk sahabat saya, teman sebangku saya saat SMA, Hendi Mulyana yang meninggal tadi malam di Garut. Meski mungkin rekan-rekan tidak kenal, namun mohon keikhlasan untuk mendo'akan beliau dan keluarganya dalam hati)

20 komentar:

  1. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, semoga amal ibadahnya diterima Allah dan diampuni dosanya....

    BalasHapus
  2. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiuun....

    BalasHapus
  3. aamiin.. aamiin.. aamiin..

    Innalillaahi wa inna ilaihi rooji'uun..

    T_T

    BalasHapus
  4. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun
    ini berita lelayu ke-2 yg kuterima pagi ini, keudanya meninggal dalam usia yang masih muda..

    BalasHapus
  5. Innalillaahi wa inna ilaihi rooji'uun..

    BalasHapus
  6. innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun..

    turut berbelasungkawa
    ngerti bgt gmn rasanya,.. krn baru 7 hari yg lalu w juga ngalamin,..

    BalasHapus
  7. Allohumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu...

    Semoga Alloh menerima amal ibadahnya. Amiin...

    Btw, sakit naon Dik temanmu teh?

    BalasHapus
  8. Inna Lillahi Wa Inna Ilahi Rojiun
    Allohumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu

    BalasHapus
  9. terimakasih untuk sahabat-sahabat yang telah membaca dan memberikan do'a untuk almarhum, semoga kebaikannya dibalas oleh Alloh SWT. Aamiin

    BalasHapus
  10. kematian seseorang dan cobaan dunia yang lain, terkadang membuat kita semakin dekat dengan-NYA. semoga kita bukan termasuk orang yang 'buta', bisa melihat semua ini sebagai pelajaran, bahwa kita juga akan mengalami seperti apa yang mereka alami, besok, lusa, ato beberapa saat lagi.

    akhie, turt berduka atas meninggalnya sobat antum.. semoga Allah meridhoi amal ibadah beliau.. amin

    BalasHapus
  11. Allah yarhamhu,jd kut sdih jga,tman mas tmn aQ juga ssama muslim

    BalasHapus
  12. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiuun....
    yudi paham rasanya gimana...

    BalasHapus
  13. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raajiun
    Allohumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu..
    T_T

    BalasHapus
  14. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun.
    Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik buat almarhum....
    Dan keluarganya dikaruniakan kesabaran...insya Allah diberikan yang terbaik di kemudian hari...seperti yang pernah kualami 4 tahun lalu

    BalasHapus
  15. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raajiun

    turut berduka cita ya mas..

    BalasHapus
  16. terharu... T_T
    Semoga Amalnya diterima oleh Allah SWT..

    BalasHapus
  17. Amiin..
    semoga ALLAH menerimanya di tempat terbaik.. di sisiNya..

    BalasHapus
  18. innalillahi wa inna ilaihi raji'un.....
    allahummagfirlahu...
    warhamhu...
    wa'afiha
    wafuanhu...
    amiiin,..

    BalasHapus
  19. innalillahi wa inna ilaihi raji'un.....allahummagfirlahu...warhamhu...wa'afiha wafuanhu...amiiin,..

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.