Ketika Dua Jiwa Menjadi Satu

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Ini memang untuk kesekian kalinya kami melewati pelataran masjid ini di pagi itu. Sebuah masjid dengan nuansa warna hijau yang menyeruak dari setiap dindingnya, dimana matahari selalu terasa lebih hangat ketika menyapa warnanya. Membuat kami para musafir yang melewatinya bertambah tentram, meski hadirnya hanya sejenak dalam mengisi perjalanan kami dalam mengais-ngais rezeki di hari itu.

Pelataran depan masjid ini memang menjadikan salah satu jalan alternatif bagi kami lewati setiap pagi, semenjak kepindahan kami ke lingkungan baru ini sekitar satu setengah bulan yang lalu. Selain jarak yang kami perhitungkan terasa lebih dekat, kami juga berpendapat bahwa polusi asap kendaraan terasa lebih kurang tentunya ketika kami lewat disana jika dibandingkan dengan melewati jalan raya.

Tapi bukan itu sebetulnya yang membuat kami tercengang bahkan kadang mematung berdecak kagum setiap kali melewati pelataran masjid itu.

Namun semua adalah karema keberadaan dua orang manusia yang selalu menambah cinta bagi kami, ketika kami memahami keberadaan dan kesyukuran atas mereka.

Mereka mungkin hampir seabad menapaki dunia ini. Kulit-kulit yang menutup tubuhnya kini semakin mengkerut dimana-mana. Tonjolan-tonjolan tulang menghias di setiap sudut tubuh mereka. Seorang kakek yang selalu terbaring di bale bambu di depan masjid itu, ditemani oleh seorang nenek yang dengan sabar menyertainya.

Dan kini kami tahu, setelah istriku yang memang lebih sering melewati tempat itu bertanya pada rekannya yang tinggal disekitar sana, ternyata mereka, keduanya memang telah udzur. Penglihatan mata sang kakek itu memang sudah lama tak lagi berfungsi normal. Seiring dengan kaburnya usia, kabur juga kini penglihatannya. Sering kali ia hanya tergolek lemah disana dan tergopoh-gopoh ketika berdiri untuk berjalan dituntun istrinya. Lalu lain lagi dengan sang nenek. Ia pendengarannya juga telah menghilang entah kemana. Usianya telah memaksa ia untuk melepas satu nikmat yang kadang kita yang masih sehat jarang sekali mensyukurinya.

Na'udzubillah ...

Kamipun tak mengetahui dimana sebetulnya keluarga atau mungkin anak-anak mereka berada. Namun meskipun demikian kami masih kagum akan keberadaan mereka. Setidaknya selalu ada hikmah yang bisa kami reguk ketika melihat mereka.

Keudzuran mereka berdua tanpa disadari ternyata menjadi satu hal yang kami dibuat kagum olehnya. Ketika yang salah satunya tak mampu melihat dengan jelas, maka yang satunya menuntun ia untuk melangkah. Kemudian begitu pula ketika yang satu tak mampu mendengar dengan sempurna, maka yang lainnya mampu hadir untuk membimbing ia melakukan hal yang seharusnya ia lakukan seandainya ia mampu mendengar dengan baik. Subhanalloh ...

Dua jiwa memang, namun layaknya keberadaannya bagai satu jiwa dengan hati yang telah berpadu. Satu dengan yang lainnya telah menjadi penyempurna keberadaannya bagi pasangannya ...

Kami tak hentinya berucap tasbih dalam hati ini ...

Pagi itu, matahari masih begitu hangat menyapa kami yang masih berjalan menyusuri tapak demi tapak jalanan kecil itu. Aroma panas alunan suasana menuju ibukota semakin menyesak dalam serat demi serat dalam dada ini. Namun ternyata, kehadiran mereka dengan segala keudzurannya telah menancapkan rasa sejuk yang semakin mendalam dalam jiwa kami ini, menambah rasa syukur yang terbenam didalamnya dan tentunya menambah cinta yang kami harapkan akan semakin menambah kecintaan kami juga pada-Nya. Semoga Alloh mengabulkan do'a kami ini ...

Aamiin yaa robbal'alamiin ...

14 komentar:

  1. aamiin..smg do'anya dikabulkan...

    BalasHapus
  2. Subhanallah...
    Kisahnya sangat menyentuh.
    Semoga kita semua tergolong kedalam orang2 yang pandai bersyukur kpd ALLAH..
    Aamiin.

    BalasHapus
  3. Subhanallah, cerita yg menyentuh. Terima kasih ya Dik..

    BalasHapus
  4. wah ada mbak ade :)
    makasih juga untuk kunjungannya mbak :)

    BalasHapus
  5. Hikmah itu selalu berada di mana2 ya dik?
    Mugia tiasa urang mikaeunteng kana kahirupan anu tos sepuh..
    Nuhun cep..:)

    BalasHapus
  6. sumuhun teh,
    aamiin yaa robbal'alamiin ... :)

    BalasHapus
  7. Ntar ane izin copas ya akh,.
    Jazakallah.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.