Pilkada Jawa Barat, Media Meradang

Pilkada Jawa Barat
Tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pemilihan Gubernur) Jawa Barat memang belum berakhir. Setelah dilakukan proses pencoblosan pada tanggal 24 Februari 2013 kemarin, ternyata kini menyisakan banyak cerita.

Pasangan Ahmad Heryawan (Aher) dan Deddy Mizwar yang diusung oleh salah satunya partai yang saat ini sedang menjadi bahan hujatan berbagai media, PKS, ternyata diprediksi akan memenangkan perhelatan tersebut. Setelah berbagai lembagai survey mengeluarkan hasil Quick Count-nya tempo hari, pasangan ini memang berhasil melampaui 4 pasangan lainnya dengan perolehan suara diatas 30%. Dan ini juga memungkinkan bahwa proses pemilihan Gubernur Jawa Barat hanya akan berlangsung satu putaran saja.

Namun ternyata ada hal yang menarik darinya. Jauh sebelum hari H pemungutan suara hingga menjelang pemungutan suara, berbagai lembaga survei bertaraf nasional mengeluarkan hasilnya yang menyebutkan pasangan ini hanya berada jauh di posisi kedua. Sementara posisi pertama dipegang oleh pasangan Dede Yusuf dan Lex Laksamana.

Tentunya hasil Quick Count setelah pemungutan suara menjadi pukulan telak bagi mereka, para lembaga survey dan media. Setelah berbagai survey serta pemberitaan yang gencar, namun ternyata hasilnya jauh meleset, pasangan Dede - Lex hanya menempati posisi ketiga, masih dibawah pasangan Rieke Diah Pitaloka - Teten Masduki.

Lucunya sekarang adalah, berbagai cerita bergulir, dari mulai muncul salah satu pasangan yang ngotot keukeuh bahwa dia yang akan memenangkan perolehan suara, berdasarkan perhitungan tim suksesnya, serta blunder pemberitaan tentang kecurangan dari pasangan Aher - Deddy Mizwar.

Media memang sekarang menjadi sebuah tanda tanya besar. Keberadaan media disayangkan oleh banyak pihak setelah menyajikan pemberitaan yang justru tidak lagi berada di posisi netral. Bagai mejadi sebuah lembaga murahan, mereka bisa dipesan untuk menampilkan berita yang tidak sesuai dengan kode etik seharusnya. Sehingga masyarakat kini sulit membedakan mana berita yang benar dengan berita yang hanya dipajang atas keinginan dan kepentingan salah satu pihak saja.

Ajang Pemilihan Kepala Daerah semestinya bukan menjadi ajang ngotot untuk berkeinginan berkuasa, namun justru seharusnya menjadi ajang untuk bersama membangun daerahnya. Semoga, jika memang mereka yang gambarnya berderet di kertas suara tempo hari itu adalah orang-orang yang mau berbuat untuk memajukan Jawa Barat, semoga mereka cepat tersadar untuk bisa dengan rendah hati menerima apa yang dipilih oleh masyarakat Jawa Barat.

Seorang yang bijak adalah dia yang bisa menyokong orang lain untuk berdiri tegak, bukan dia yang berusaha berdiri dengan menyikut orang lain untuk terjatuh dan berada dibawah pijakannya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.