Ketika Pohon dan Rumput Pun Ikut Bahagia

Cerita inspirasi kehidupan islami - Sudah hampir 2 bulan kaki ini memang begitu jarang menginjak di bebatuan di halaman depan rumah ini. Beberapa rerumputan sudah mulai tumbuh di beberapa bagian. Helai dedaunan mulai berserakkan juga di beberapa sudut yang ada. Sementara beberapa pot bunga masih bertahan dengan sisa-sisa kecantikannya. Terkadang memang saya masih menyempatkan diri menyiraminya jika memang tiba di rumah masih belum terlalu malam. Sebuah pohon mangga yang kami tanam di depan rumah kini mulai merimbun dengan dedaunan hijaunya yang mulai tumbuh sejak musim penghujan kembali tiba.

Saya terdiam sejenak di depan mereka.

Hembusan angin mulai menyapa diri ini. Saya melangkah menuju pintu, hingga sesaat kemudian saya telah berada di dalam rumah. Beberapa lampu masih padam. Debu-debu mulai menggelayuti beberapa bagian dari lantai putihnya. Satu persatu pintu saya buka hingga akhirnya mata ini tertuju pada sebuah sudut di kamar belakang. Senyum ini segera mengembang. InsyaAlloh, beberapa saat kedepan di tempat ini tidak akan lagi sunyi seperti sekarang. Seorang bayi mungil berkelaminkan laki-laki akan segera menambah riang suasana di rumah kami insyaAlloh.

15 November 2014 atau 22 Muharam 1436 Hijriyah, tepat 4 tahun setelah kehadiran putri kami, Anindya Khalida Putri, Alloh kini pula menghadirkan karunia bagi kami, seorang putra yang kami sematkan do'a dalam namanya Aditya Ghaisan Putra. Seperti halnya kakaknya, nama ini kami pilihkan dari 3 unsur bahasa yakni Aditya yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti pandai nan bijaksana. Lalu Ghaisan yang berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti rupawan. Serta terakhir Putra yang berasal dari bahasa Indonesia yang berarti anak laki-laki. Kami berharap memang ia menjadi seorang anak laki-laki yang rupawan serta pandai namun tetap bijaksana. Aamiin..

Aditya Ghaisan Putra
Aditya Ghaisan Putra
Anak menjadi bagian terindah dalam kehidupan kami. Setelah Alloh persatukan kami dalam sebuah ikatan rumah tangga di tanggal 6 Desember 2009 silam, Alloh begitu sayangnya kepada kami dengan menghadirkan dua hamba terbaiknya untuk dititipkan kepada kami, untuk bisa kami didik dan kami bentuk menjadi pribadi-pribadi yang shaleh-shalehah insyaAlloh.

Melalui proses yang sama dengan putri kami, putra kami pun lahir dengan proses caesar. Beberapa kondisi yang mengharuskan kami mengambil keputusan ini. Meskipun beberapa waktu sebelumnya istri berharap bisa melahirkan anak kami dengan proses kelahiran spontan. InsyaAlloh, kami sekeluarga berharap yang terbaik bagi kesehatan dan keselamatan anak dan istri saya.

Kini bulir-bulir kehidupan itu sudah mulai mengalir kembali. Seperti halnya lampu-lampu yang mulai kembali menyala di ruangan rumah kami. Ada semangat baru, ada harapan baru akan segera bisa berkumpulnya kembali jiwa ini dengan mereka yang saya sayangi. Saya bersimpuh, saya bersujud dalam syukur atas berjuta karunia yang ada. Perlahan lirih mulut ini berkata, "Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban..." Maka nikmat-Mu manakah yang layak kami dustakan...

Alhamdulillah yaa Robb... Semoga nikmat ini akan selalu hadir dan bertambah seiring dengan bakti kesyukuran kami pada-Mu.

Saya membuka tirai jendela memandangi lukisan malam di luar sana. Rumput-rumput seraya mengaminkan do'a ini. Dedaunan tersenyum bahagia dalam rona gemulai tariannya. Sementara semburat rembulan di akhir Muharam mulai meninggalkan sinarnya. Sayapun menutup kembali tirai itu, hingga mata juga ikut terlelap dalam lelahnya.

Catatan cerita inspirasi kehidupan islami ini kami buat untuk menyambut kehadiran putra kedua kami, Aditya Ghaisan Putra.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.